Sabtu, 27 November 2010

EXACT !

I LOVE MATHEMATIC !
 I LOVE PHYSICS !
 I LOVE CHEMISTRY !
*LOGARITMA,  PERSAMAAN LINIER 3 VARIABEL,  PERSAMAAN KUADRAT,  PERTIDAKSAMAAN,  TRIGONOMETRI,  VEKTOR,  HUKUM III NEWTON,  GLBB, GERAK LAJU KONSTAN,  GAYA GESEKAN,  STRUKTUR ATOM,  SISTEM PERIODIK UNSUR,  IKATAN KIMIA,  STOIKIOMETRI,  REAKSI KIMIA ! 

Program Pembuatan Film Dokumenter Sepat

X4, itu dia kelas yang aku tempati dalam dua semester ini. terdapat banyak hal yang menakjubkan dan orang-orang yang cukup aneh dan unik untuk diteliti. disini juga aku kembali sekelas dengan Shofani dan Suci yang sejak tiga tahun di SMP sekelas pula (bosen deeeeh-,-"), untung saja aku tidak merasakan bosan. HAHA (apa sih?)
sejak awal disatukan kembali dikelas X4 bersama Shofani Si My Inspiratif (semoga orangnya ga baca! haha), aku dan dia berencana untuk membuat Film Dokumenter Sepat. seperti yang beberapa bulan lalu aku dan dia lakukan. bedanya, waktu itu aku buat Film Dokumenter Bafing dan ga cuma berdua, tapi bertiga dengan Tiara (yang sekarang entah kemana). di sepat dibuat seksi dokumentasi, Aku, Shofani, dan Rizal. tapi kita juga minta bantuan sama Andika. dan minggu-minggu ini kita udah mulai kerja. dan insyaaloh nanti selasa bakal bikin openingnya. di opening itu kita dituntut untuk dateng ke sekolah pagi-pagi sebelum semua orang dateng, haduh kebayang ga sih tuh jam berapa?? hahaha :D
buat konsep-konsep kedepannya juga udah ada ko, tinggal dikerjain. haduh, semoga Film Dokumenter kali ini juga sesukses bahkan lebih bagus yang Film Dokumenter Bafing! AMIEN :D

Minggu, 14 November 2010

Dinda konyol deeeeeh "-,-

Dinda Dwika Putri, temen di SMA aku yang ini emang kayak anak kecil kelakuannya. kadang juga dia ngelakuin hal-hal konyol yang agak memalukan kalo dipikir-pikir. HAHA :D
misalnya kayak beberapa waktu yang lalu, dia masuk ke kelas sambil nyanyi-nyanyi. nah aku diem di depan pintu kelas, tiba-tiba dia berhenti nyanyi dan natap mata aku. aku juga bingung awalnya, eeeeehh dia mencet idung aku (yang emang agak unik) terus ngelanjutin nyanyi dan masuk ke kelas. idiiiiiihh! emangnya idung aku tombol lift apaaaaa???
terus kekonyolan berikutnya, waktu lagi pelajaran yang emang aku ga suka (lupa lagi itu pelajaran apa), aku ga merhatiin guru karena bener-bener ga ngerti, Dinda juga ngelakuin hal yang sama kok. sedangkan temen-temen aku yang lain pada merhatiin dan ngerjain tugas, termasuk si Emon (temen SMP aku, se-genk juga waktu SMP, dan emang pinter). tiba-tiba Dinda nyeletuk,
Dinda : "eh eh, Emon tuh se-genk sama ijjah. tapi Emon mah pinter yaaaaaah??"
Ijjah : "ih MENGHINA!"
Dinda : "ih emang bener kok, Emon mah rajin. kalo ijjah mah sebaliknya.."
Ijjah : "aaaaaaarrgghh!"
Dinda : "hehehe"
haduh yaampuuuun Dinda tuh konyolnya!

Minggu, 07 November 2010

Bunga Rumput (atau lebih ke Mengenal Hewan Hewan di Safana)

Kau tau?
Aku bagai sebuah bunga kecil yang tumbuh dari rumput liar yang terhampar luas di safana! Dan bodohnya, aku hanya menunggu seekor lebah penghisap nektar yang beberapa waktu lalu pernah singgah di benang sariku untuk menghisap nektarku. Walaupun memang sudah begitu banyak lebah-lebah lain yang datang, tapi yang aku tunggu adalah kau lebaaaaah!!
Lebah kecil dengan bokong yang agak besar dan sedotan dihidung yang lebih pendek. YA! Aku paham benar rupamu. Sungguh, masih sangat kental gambaran tentangmu.
Tidak ada sedikit pun pikiran buruk yang tersirat dibenak ini, saat kau ucapkan begitu manis nektarku dan juga kau berkata, kau belum pernah menemukan bunga dari rumput liar sewangi diriku.
Kesediaanku menunggu bukanlah sebuah hal mudah!
Begitu besar angin yang bertiup yang hampir membutakanku untuk tetap berpijak.
Tapi bagaimanapu juga aku adalah aku, seseorang yang lemah tanpa daya upaya.
Tapi saat ini, aku yakinkan kau tidak akan dan tidak pernah menemukanku lagi. Karena aku kini telah menjadi sebuah rumput liar biasa yang tidak memiliki nektar untuk kau hisap!
Kini kumulai kehidupan baruku dengan capung, cacing tanah dan cengcorang yang lebih dekat denganku..

Minggu, 01 Agustus 2010

ayah sahabatku


Akhir bulan ini, tepatnya Jum'at 30 July 2010 mungkin bukan hari yang baik untuk Helsa (sahabat saya sejak duduk di bangku SMP). Ayahnya (yang juga telah saya anggap sebagai ayah saya sendiri), meninggal dunia tepat ketika akan mengambil air wudhu untuk melaksanakan ibadah sholat magrib.
Sabtu, 31 July 2010 05.20 WIB. Ketika itu saya baru saja terbangun dari tidur yang kurang nyenyak. Saya mengaktifkan handphone saya, biasanya handphone tetap aktif. Tapi malam itu saya matikan karena memang agak eror itu HP. Langsung banyak pesan masuk yang saya terima pagi itu, yang pertama saya buka adalah pesan dari Emon (salah satu sahabat saya juga saat di SMP yang sekarang satu kelas lagi di SMA), "inalilahiwainailaihirojiun, ayah dari teman kita Helsa telah berpulang mendahului kita semua. minta doa nya yah semoga amal ibadahnya di terima di sisi-Nya! amien.." pastinya saya kaget! Karena memang tidak pernah tau kalau ayahnya Helsa sakit. Lalu, ada sms dari Helsa. "de (panggilan sayang helsa ke saya, dan saya juga panggil dia kaka), ayah kaka meninggal tadi magrib de. tolong kasih tau temen temen yah!" ucap Helsa di sms, itu adalah sms yang tadi malam Helsa kirim . Saya benar benar menyesal tidak mengaktifkan hp malam itu, tapi untungnya Emon bisa dapat kabar itu.
Saya dan teman-teman berniat untuk datang melayat ke rumah helsa sore harinya, saya datang bersama Shofani, Emon, Fanny, Naufal dan Gesya. Sesampainya disana kami bertemu Helsa yang matanya sembab, pastinya dia menangis semalaman itu. Raut wajahnya masih menggambarkan bahwa dia memang sedang bersedih.
Helsa yang aku kenal selama tiga tahun ini, adalah seorang Helsa yang periang, humoris, tegar, dan memang kuat dia. Tapi saat itu saya lihat dia agak murung. Dia mulai menceritakan kejadian nya secara rinci kepada kami. Yang saya takutkan adalah, Helsa teringat kembali pada malam dimana ia terakhir kali melihat ayahnya dan dia menangis lagi. Tapi ternyata dugaanku salah! Helsa sama sekali tidak mengeluarkan air mata dari kedua sudut matanya. Dia bercerita dengan jelas kepada kami. Malahan di tengah cerita sampai akhir cerita dia sering mengeluarkan celetukan celetukan yang memang seperti biasanya ia lakukan.
Sungguh tegar Helsa!
Jika saya yang berada di posisi Helsa saat itu, saya belum tentu bisa kuat. Saya benar-benar salut terhadapnya!
Saya berharap, Helsa bisa tetap ceria seperti dulu. Helsa bisa menjadikan semua ini pelajaran berharga baginya, dan ini juga pelajaran bagi saya dan teman teman. Sebesar apapun masalah yang kita hadapi, kita harus tetap kuat dan tetap semangat!
Dan semoga, ayah Helsa diterima disisi-Mu ya Alloh ..
amien :)